Aku rindu akan semangat kenegaraan Bung Karno yang pada masanya dapat membakar semangat para garuda untuk bergerak menuju kemerdekaan dengan semangat tanpa henti mengorbankan segalanya. Saat ini semangat itu menjadi hembusan debu liberalis dan kapitalis menyilaukan mata, mematikan rasa dan menjalar dalam tubuh sanubari negeri dan menjadi racun permanen bangsa.
Buatlah hidupmu bermakna, tiadakan kesempatan untuk mengeluh sedikitpun. Teruslah gerus kemalasan dengan semangat perjuangan bangsa dan perubahan bangsa.
Selasa, tepat tanggal 4 Juni 2013,
nampak kantor BEM Pembaharu IKIP PGRI Semarang dipenuhi jajaran pengurus dan
para tamu dari BEM IKIP Veteran Semarang. Nada perjuangan mahasiswa keras
diperdengarkan Presiden BEM Pembaharu IKIP PGRI Semarang yaitu Saudara Nova.
Hidup Mahasiswa….!!! Dan serentak pula semuanya menjawab, Hidup!!!
Kedua kalinya Saudara Nova meneriakkan
semngat membara… Pembaharu!!!!
Dan semuanya menjawab…Totalitas tanpa
batas!!!
Itulah semangat yang nampak di kantor
BEM. Mengawali dengan semangat dan mengakhiri acara tanpa mengurangi semangat.
Go….
Maksud dari BEM IKIP Veteran Semarang ke
BEM Pembaharu IKIP PGRI Semarang adalah untuk melaksanakan sharing dan merguru organisasi.
Sebuah kehormatan sekali bagi BEM Pembaharu IKIP PGRI Semarang. Sesuatu yang
diawali dengan baik, semoga mengahasilkan sesuatu yang baik pula. Tak kenal
maka tak saying, akhirnya semuanya berkenalan satu per satu, keramahan dan
keakraban mulai nampak. Dan terus berlanjut……
Pertanyaan perdana yang dilontarkan dari
salah satu pengurus BEM IKIP Veteran Semarang adalah tentang berapa jumlah
kementerian yang ada di BEM Pembaharu IKIP PGRI Semarang. Sebuah pertanyaan
penggugah, dan akhirnya dengan mantap Pak Presiden BEM menjawab bahwa ada 9
kementerian di BEM Pembaharu IKIP PGRI Semarang. Seketika deskripsi program
kerja dan kondisi BEM dipresentasikan.Setelahitu, pertanyaan demi
pertanyaan kembali berdatangan, yang masih saya ingat pertanyaannya adalah:
1.Bagaimana
cara menjadikan pengurus aktif dalam organisasinya (BEM)?
2.Bagaimana
kondisi kaderisasi BEM IKIP PGRI Semarang?
3.Bagaimana
pendanaan di setiap kegiatan BEM?
4.Bagaimana
cara BEM Pembaharu menjaga komunikasi?
5.Apa
yang dimaksud program LKTI itu dan bagaimana persiapan untuk mengikuti PKM?
6.Apa
wewenang 3 Lembaga Tinggi?
7.Program
kerja Mitra desa itu seperti apa?
8.Bagaimana
pengadministrasian di BEM?
Dari kedelapan pertanyaan tersebut
adalah pertanyaan yang berhasil saya tuliskan. Pertanyaan lain adalah
pertanyaan-pertanyaan dari pengembangankedelapan pertanyaan tersebut.
BEM IKIP Veteran Semarang masih
dalamproses untuk menyatukan semangat
dan mempunyai tujuan untuk menyolidkan pengurus di tahun
ini, karena masih dianggap bahwa tahun ini adalah tahun krisis semangat mahasiswa
untuk berorganisasi. Sebuah tujuan yang baik kan? Semoga BEM IKIP Veteran
Semarang mampu mewujudkan hal itu. Amin...
BEM IKIP Veteran Semarang telah belajar
banyak kepada BEM Pembaharu IKIP PGRI Semarang, begitu juga sebaliknya. Karena esensinya, semua sama-sama belajar dan bertukar informasi. Meski 2 jam di kantor BEM, tapi
tidak menjadikan sedikit pembelajarn yang diambil. Justru malah banyak.
Mengingat kembali kemeriahan dan perjuangan VARIO : Nova Arif Oke dalam PEMIRA tahun 2013 dimana pada akhirnya pasangan nomor 3 berhasil meraih kemenangan yang meyakinkan dengan selisih suara yang cukup jauh. Hal itu menunjukkan betapa tingginya animo mahasiswa dalam mengikuti pemira dimana untuk pertama kalinya, jumlah mahasiswa yang mencontreng menyentuh angka 6462 pemilih.
Berikut kami sajikan foto-foto perjalanan selama masa kampanye, debat capres-cawapres hingga saat penghitungan suara :
Dukungan dan wujudkan generasi emas
Indonesia 2045
Lakukan yang terbaik, terus belajar dan bekerja, tebarkan
kebaikan dan kebenaran, hentikan korupsi, kolusi dan nepotisme, hilangkan
kepicikan dan hedonisme, perkokoh ke Indonesia-an.
Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, betapa tidak peran pemuda dalam
membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang
menolak kekuasaan otoriter atau sewenang-wenang. Didalam masyarakat, pemuda
merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan
bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Semua itu telah di catat
dalam sejarah kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang
dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka
berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Soekarno, Moh. Hatta,
Sutan Sjahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh mengorbankan dirinya untuk
bangsa dan Negara.
Generasi muda memiliki kecenderungan untuk bersikap antusias dalam
menghadapi berbagai isu, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung
dengan kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, idealisme yang terkandung
dalam jiwa dan pikiran generasi muda memungkinkan generasi muda untuk memainkan
peranan penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena
sifatnya ini, generasi muda menjadi kelompok yang potensial untuk mendukung
pembangunan. Dengan demikian, generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap
perencanaan pembangunan, sehingga pelayanan dapat lebih disesuaikan dengan
sasaran yang ingin dicapai. Namun demikian, progresifitas generasi muda tidak
hanya penting dalam kerangka pemberdayaan generasi muda, tapi juga memberikan
kontribusi bagi penyiapan generasi selanjutnya, serta regenerasi kepemimpinan
di masa mendatang.
Jika kita kembali
menyimak gagasan Mendikbud, Muhammad Nuh, yang disampaikannya pada konperensi
pers seputar rencana perayaan Hardiknas tahun lalu mei 2012. Muhammad Nuh
menyatakan sebagai Tahun Investasi untuk menanam ‘generasi emas’ Indonesia.
Dengan kata lain yang berarti pasti itulah kita sebagai bangsa Indonesia
memiliki kapabilitas untuk merealisasikan generasi emas pada tahun 2045 nanti. Sungguh
sebuah momen yang tepat serta perlu dibarengi dengan ketelatenan dan
konsistensi dalam penggarapannya.
Optimisme Menuju Generasi Emas
Ada anggapan sistem
pendidikan kita tidak berhasil membangun sikap positif anak terhadap lingkungan
sekitar. Mereka yang berhasil lulus dari pendidikan tinggi lebih banyak yang
cenderung melakukan aktualisasi untuk kepentingan pribadi, bukannya melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi kemaslahatan bangsa. Oleh karena itulah diperlukan
reaktualisasi yang dapat menjadikan terangkatnya derajat bangsa.
Untuk itu, tema
pengembangan kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan
serta memiliki sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Menyinggung elemen perubahan pada kurikulum 2013, Mohammad Nuh mencontohkan,
untuk SD kompetensi dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata
pelajaran. Untuk SMP dikembangkan melalui mata pelajaran, untuk SMA melalui
mata pelajaran wajib dan pilihan, dan untuk SMK melalui mata pelajaran wajib,
pilihan, dan vokasi.
Menurut bapak Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono sangat optimis bahwa bangsa kita akan mempunyai
generasi unggul atau generasi emas di usianya yang ke-100 tahun atau di tahun
2045. Sebab pemerintah mengklaim saat ini sudah menjalankan program
pendidikan anak usia dini dengan "Melalui gerakan PAUDisasi, kita ingin
menyongsong generasi emas di usia ke-100 tahun Indonesia merdeka di tahun 2045.
SBY mengkritik orangtua yang terlalu mengekang anaknya. SBY berpendapat banyak
orangtua yang tidak mengerti bahasa dan pemikiran anak-anak zaman sekarang.
Orangtua terlalu memaksakan kehendaknya dan membentuk karakter anak seperti apa
yang ia inginkan. Itu tidak sepenuhnya benar, kritik SBY. Orangtua sering
dihinggapi oleh yang disebut culture shock, atau kejutan
budaya atau future shock atau lompatan masa depan. Banyak
orangtua yang menanggap anak-anak yang mempunayi pemikiran, pergaulan, mind
set, dan lainnya yang menyimpang. Maka itu untuk menciptakan generasi anak
yang berkualitas di masa depan, harus dibutuhkan keinginan dari orangtua untuk
tidak menelantarkan anaknya. Orangtua harus memberikan pendidikan yang cukup.
Tentu, kata dia dibantu dengan program-program pemerintah.
Di tahun 2045, para
pemimpin bangsa dan presiden Indonesia akan berasal dari kita yang sedang
berstatus sebagai mahasiswa sekarang. Oleh karena itu persiapkanlah diri dan
mental kita untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Dengan konsep inilah
pemuda semestinya bergerak dan menyadari dirinya, lebih dari itu pemuda harus
bergerak bersama rakyat dan pemerintah untuk membangun bangsa.
Oleh karena itu,
senatiasa menginsyafi dan selalu berintrospeksi diri sebagai seorang mahasiswa,
kita jadikan sebagai momentum untuk hijrah, yaitu hijrah dari kemalasan menuju
kerja keras, hijrah dari sikap pesimis menuju sikap optimis, berani keluar dari
kenyamanan untuk mendaki dan menempuh kesulitan, respect dan tanggap terhadap
permasalahan bangsa dan negara, sehingga akhirnya kita layak dan pantas untuk
disebut sebagai seorang pemuda.
Tantangan Generasi Emas ditengah Problematika Pendidikan
Karakter atau watak
bangsa Indonesia adalah suatu konstruksi budaya tentang sikap hidup, cara
berpikir dan bertindak dari setiap individu bangsa Indonesia yang multikultural
yang terpancar dari nilai-nilai budaya dan ideologi nasional Indonesia yaitu
Pancasila (dalam menghadapi perubahan global).
Sesungguhnya pemuda
memiliki kemampuan yang signifikan dalam memajukan negaranya. Pemuda juga
menentukan arah tujuan dan masa depan bangsa. Selain itu pemuda juga menjadi
pelaku aktif dalam proses pembangunan nasional serta berperan dalam memperkokoh
Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Pemuda kita ditantang untuk membawa iklim
perubahan untuk bangsa dan negara yang lebih baik. Negara ini membutuhkan aksi
kongkrit bukan hanya gerakan parlemen di jalan atau pun di ruang rapat
diskusi.Tentunya Pemuda masa depan akan didominasi oleh nilai-nilai dan
pemikiran cosmopolitan, dan karenanya setiap pelakunya, termasuk pelaku bisnis dan
politik dituntut memiliki 4C, yaitu concept, competence, connection, dan
confidence (Rossabeth Moss Kanter, 1994). Sehingga lahirlah inspirator,
inisiator, motivator, dan organisator bangsa yang kompeten. Untuk
menjawab tantangan global ini, pemuda Indonesia dituntut melakukan empat hal,
yaitu riset, advokasi, kemampuan produksi, dan publikasi. Bukanlah pemuda yang
mengatakan bahwa “inilah ayahku”, Sesungguhnya pemuda adalah mereka yang
berkata “inilah aku” (Ali bin Abi Thalib) Musthafa Al-ghulayyani dalam kitab
Jazariyyah mengatakan bahwa “Sesungghunya di tangan pemuda hari ini adalah
perkara-perkara umat dan masa depan umat ada pada pemuda hari ini,.Begitu juga
dengan pesan bung karno, sediakan sepuluh pemuda maka akan ku gonjangkan dunia,
sediakan seribu orang tua maka akan ku pindahkan gunung semeru.